a.Pengertian Tajdid
Kata Tajdid berasal dari bahasa Arab. Tajdid merupakan bentuk masdar dari fi'il tsulatsi mazid; jaddada-yujaddidu-tajdidan yang berarti membuat sesuatu menjadi baru/pembaharuan.
Definisi tajdid secara terminologi dan beberapa tokoh antara lain:
1).Tajdid berarti pembaharuan. Yaitu mengembalikan kepada yang aslinya, ialah apabila tajdid itu sasarannya mengenai soal-soal yang mempunyai sandaran, dasar, landasan dan sumber yang tidak berubah-ubah atau tetap.Masalah akidah dan ibadah adalah soal yang mempunyai sandaran, sumber atau dasar yang tegas dari al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Penyimpangan terhadap dua ajaran pokok Islam ini dengan mudah diketahui sehingga segera bisa dilakukan pembaharuan yaitu dalam pengertian mengembalikan kepada keasliannya.
2).Tajdid berarti pembaharuan yang bermakna modernisasi ialah apabila tajdid itu sasarannya mengenai hal-hal yang tidak mempunyai sandaran dasar, seperti metode, sistem, teknik, strategi-taktik dan lain-lainnya yang sebangsa dengan itu yaitu disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau ruang dan waktu.
Muhammadiyah melalui Majelis Tarjihnya merumuskan definisi tajdid dari segi bahasa dan istilah. Dari segi bahasa, tajdid berarti pembaharuan. Dari segi istilah tajdid memiliki dua arti yaitu:(1)Permurnian, dalam arti pemeliharaan matan ajaran Islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al-Qur'an dan Al-Hadist Shahih. (2)Peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya. Dalam arti peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya, tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan dan perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Al-Hadist Shahih.
b.Latar Belakang Tajdid
Ada dua aspek yang melandasi kemunculan tajdid dalam Islam antara lain:
1).Aspek Teologis
Aspek Teologis adalah landasan atau dasar-dasar keagamaan yang dijadikan rujukan dalam pelaksanaan tajdid.Dasar-dasar keagamaan yang dijadikan rujukkan digali dari sumber pokok ajaran Islam yaitu al-qur'an dan As-Sunnah sebagai penjelas yang dipahami dengan akal pikiran.
2).Aspek Historis
Aspek historis ialah tantangan-tantangan dan respon yang dimunculkan umat Islam pada kurun waktu tertentu.Nabi Muhammad SAW adalah seorang Mujaddid, bila kita melihat dari sisi bahwa Nabi Muhammad SAW.
c.Tema-Tema Tajdid dalam Islam
Isu atau tema pembaharuan dalam Islam yang disuarakan oleh para pembaru adalah 1).Kembali kepada AL-Qur'an dan Sunnah
Seruan para pembaharu Islam kepada Ummatnya untuk Kembali kepada al-Qur'an dan Sunnah dimaksudkan agar mereka kembali kepada Islam sejati dan meninggalkan segala bentuk praktek keagamaan yang menyimpang dari tuntunan al-Qur'an dan As-Sunnah.
2).Membuka kembali pintu ijtihad.
Jika AL-Qur'an dan As-Sunnah merupakan sumber hakiki dan sempurna sebagai pedoman, maka sumber-sumber selain kedua sumber tersebut tidak wajib diikuti secara mutlak.Proses Ijtihad adalah menggunakan segenap kemampuan intelektualnya melalui kedalaman ilmu untuk menggali hikmah yang terkandung dalam ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Wallahu'alam bisawaf
Senin, 14 Maret 2011
Senin, 28 Februari 2011
Orang-Orang Yang Dicintai Allah
Orang-orang yang dicintai Allah SWT yaitu:
1).Orang yang berbuat Ihsan (baik)
......Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(QS.Al-Baqarah : 195)
2.Orang yang bertaqwa
.....Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa(QS.Ali Imran:76)
3.Orang yang bertaubat dan mensucikan diri
.....Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.(QS.Al-Baqarah:222)
4.Orang yang sabar
.....Allah mencintai orang-orang yang sabar. (QS.Ali Imran:146)
5.Orang yang bertawakkal
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertawakkal kepada-Nya.
(QS.Ali Imran:159)
6.Orang yang Adil
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku Adil.(QS.Al-Hujurat:9)
7.Orang yang bersatu untuk berperang di jalan Allah SWT.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
(QS,Ash Shaff:4)
1).Orang yang berbuat Ihsan (baik)
......Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(QS.Al-Baqarah : 195)
2.Orang yang bertaqwa
.....Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa(QS.Ali Imran:76)
3.Orang yang bertaubat dan mensucikan diri
.....Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.(QS.Al-Baqarah:222)
4.Orang yang sabar
.....Allah mencintai orang-orang yang sabar. (QS.Ali Imran:146)
5.Orang yang bertawakkal
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertawakkal kepada-Nya.
(QS.Ali Imran:159)
6.Orang yang Adil
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku Adil.(QS.Al-Hujurat:9)
7.Orang yang bersatu untuk berperang di jalan Allah SWT.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
(QS,Ash Shaff:4)
Kamis, 10 Februari 2011
Mengenali Allah dari ciptaan-Nya!
Manusia telah diberi pengelihatan oleh Allah yaitu Basirah/Mata hati, yaitu pengelihatan hati nurani yang mampu menembus pembatas kegelapan antara 'abdi dan Khaliq-Nya. Apabila manusia tidak mampu melihat Allah karena rusakanya hati mereka, karena manusia lebih taat kepada hawa nafsunya seperti sombong, riya, takabbur dan hubbud dunia serta takut kepada kematian.
Untuk megenal Allah, jangalah kita membayangkan wujudnya akan tetapi renungkanlah hasil-hasil ciptaan-Nya. Dari kebehatan proses penciptaan-Nya manusia dapat merasakan kehadiran Allah dan Allah dekat dengan hambanya. Al-Qur'an menegaskan dalam surat Al-Hadid ayat 4.
Untuk megenal Allah, jangalah kita membayangkan wujudnya akan tetapi renungkanlah hasil-hasil ciptaan-Nya. Dari kebehatan proses penciptaan-Nya manusia dapat merasakan kehadiran Allah dan Allah dekat dengan hambanya. Al-Qur'an menegaskan dalam surat Al-Hadid ayat 4.
Menuju Sholat Khusyu'
Sholat yang khuyu' mampu memclean karat-karat yang ada di dalam qolbi manusia. Apabila hati telah bersih, maka rahmat, nikmat dan hidayah Allah akan mudah datang menghampiri. Al-Qur'an Surat Al-Mukminun ayat 1-2 menegaskan: " Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sholatnya". (QS.Al-Mu'minun:1-2).
Untuk menuju sholat kita khusyu ada beberapa kiat:
1).Dimulai dari tempat sholat dan pakaian sholat harus bersih dari Hadast kecil dan hadast besar/berat.
2).Wudhunya harus sempurna baik sunat maupun rukun wudhu (QS.Al-Maidah: 6)
3).Niat Sebelum Sholat.
Hadist Rasulullah SAW : Sesungguh segala perbuatan itu tergantung niatnya.
4).Hati hadir dalam sholat bukan sebaliknya hati kabut pada waktu sholat.
5).Memahmi secara mendalam makna yang dilafadzkan/diucapkan dalam sholat dari Takbir hingga Salam.
5).Adanya rasa pengharapan kepada Allah supaya sholat diterima oleh Allah SWT dan malu apabila lalai dalam mentaati perintah-perintah Allah SWT.
Untuk menuju sholat kita khusyu ada beberapa kiat:
1).Dimulai dari tempat sholat dan pakaian sholat harus bersih dari Hadast kecil dan hadast besar/berat.
2).Wudhunya harus sempurna baik sunat maupun rukun wudhu (QS.Al-Maidah: 6)
3).Niat Sebelum Sholat.
Hadist Rasulullah SAW : Sesungguh segala perbuatan itu tergantung niatnya.
4).Hati hadir dalam sholat bukan sebaliknya hati kabut pada waktu sholat.
5).Memahmi secara mendalam makna yang dilafadzkan/diucapkan dalam sholat dari Takbir hingga Salam.
5).Adanya rasa pengharapan kepada Allah supaya sholat diterima oleh Allah SWT dan malu apabila lalai dalam mentaati perintah-perintah Allah SWT.
Tingkatan Kepribadian Manusia
Tingkatan kepribadian manusia antara lain:
1. An-Nafs al-Ammarah
Pada tingkat manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemiliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Di tingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah menjadi yang paling dominan.
2. An Nafs al-Lawwamah
Pada tingkat manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subyek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.
3. An Nafs al-Mulhima
Pada tingkat manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat Taqwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu intropeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu zikir dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
4. An-Nafs al-Kamilah
Ini adalah tingkatan manusia yang telah sempurna (al-Insan Kamilah). Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. Nabi Muhammad adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia.
Ditingkat manakah kepribadian kita????................
1. An-Nafs al-Ammarah
Pada tingkat manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemiliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Di tingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah menjadi yang paling dominan.
2. An Nafs al-Lawwamah
Pada tingkat manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subyek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.
3. An Nafs al-Mulhima
Pada tingkat manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat Taqwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu intropeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu zikir dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
4. An-Nafs al-Kamilah
Ini adalah tingkatan manusia yang telah sempurna (al-Insan Kamilah). Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. Nabi Muhammad adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia.
Ditingkat manakah kepribadian kita????................
Minggu, 30 Januari 2011
Berserah diri kepada Allah SWT
Berserah diri kepada Allah SWT adalah menyerahkan jiwa seutuhnya kepada Allah dengan penuh bahwa Dia Yang Maha Suci dan Maha Pengatur pasti memilihkan yang terbaik bagi manusia.Berserah diri bukanlah berarti mengabaikan usaha, tetapi justru harus berupaya sekuat kemampuan yang ada.
Berserah diri kepada Allah SWT
Luqman : 22
"Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah SWT sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan". (QS.Luqman:22)
Ath-Thalaq:3
"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah SWT, niscaya Allah akan mencukupinya (memeliharanya). (QS.Ath-Thalaq:3)
Al-Baqarah: 112
"Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati". (QS.Al-Baqarah:112)
Dengan berserah diri kepada Allah SWT, insya Allah akan terhindar dari segala macam bentuk kekecewaan. Terlebih lagi, urusan yang lain akan dimudahkan Allah SWT.
Berserah diri kepada Allah SWT
Luqman : 22
"Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah SWT sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan". (QS.Luqman:22)
Ath-Thalaq:3
"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah SWT, niscaya Allah akan mencukupinya (memeliharanya). (QS.Ath-Thalaq:3)
Al-Baqarah: 112
"Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati". (QS.Al-Baqarah:112)
Dengan berserah diri kepada Allah SWT, insya Allah akan terhindar dari segala macam bentuk kekecewaan. Terlebih lagi, urusan yang lain akan dimudahkan Allah SWT.
Kata-Kata Bijak
Nasihat Luqman Al-Hakim kepada Anaknya:
" Wahai anakku, bermusyawarah dengan orang yang berpengalaman karena ia memberimu dari pendapatnya sesuatu yang diperoleh dengan mahal, sedangkan engkau mengambilnya secara cuma-cuma".
Siapakah Aku?
Darimana asalku dan hendak kemana aku?
Untuk apa aku diciptakan-Nya?
Apakah kompas hidupku?
Siapakah tokoh idolaku?
Bagaimana akhir hidupku?
" Wahai anakku, bermusyawarah dengan orang yang berpengalaman karena ia memberimu dari pendapatnya sesuatu yang diperoleh dengan mahal, sedangkan engkau mengambilnya secara cuma-cuma".
Siapakah Aku?
Darimana asalku dan hendak kemana aku?
Untuk apa aku diciptakan-Nya?
Apakah kompas hidupku?
Siapakah tokoh idolaku?
Bagaimana akhir hidupku?
Langganan:
Postingan (Atom)